Kumpulan Puisi Gus Mus ( KH. Mustofa Bisri)
KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) |
ANDAI KATA
Andaikata kupunya
lengan lunglai
tempat kita meletakkan kalah
andaikata kupunya
tak hanya
pangkuan landai
tempat kita merebahkan resa
tak hanya
dada luka
tempat kita menyandarkan duka
tak hanya
tangan kelu
tempat kita menggenggam pilu
Andaikata kupunya
tak hanya
kata-kata dusta
penyeka airmata
andaikata kupunya
tak hanya
telinga renta
penampung derita
Andaikata kupunya
tak hanya
andaikata
1414
SAJAK CINTA
Cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya
cinta romeo kepada juliet, si majnun qais kepada laila
belum apa-apa
temu-pisah kita lebih bermakna
dibanding temu-pisah yusuf dan zulaikha
rindu-dendam kita melebihi rindu dendam adam hawa
Aku adalah ombak samuderamu
yang lari-datang bagimu
hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu
Aku adalah wangi bungamu
luka berdarah-darah durimu
semilir sampai badai anginmu
Aku adalah kicau burungmu
kabut puncak gunungmu
tuah tenungmu
Aku adalah titik-titik hurufmu
huruf-huruf katamu
kata-kata maknamu
Aku adalah sinar silau panas
dan bayang-bayang hangat mentarimu
bumi pasrah langitmu
Aku adalah jasad ruhmu
fayakun kunmu
aku adalah a-k-u
k-a-u mu
Rembang, 30.9.1995
DI NEGERI AMPLOP
Amplop-amplop di negeri amplop
Mengatur dengan teratur
Hal-hal yang tak teratur menjadi teratur
Hal-hal yang teratur menjadi tak teratur
Memutuskan putusan yang tak putus
Membatalkan putusan yang sudah putus
Amplop-amplop menguasai penguasa
Dan mengendalikan orang-orang biasa
Amplop-amplop membeberkan dan menyembunyikan
Mencairkan dan membekukan
Mengganjal dan melicinkan
Orang bicara bisa bisu
Orang mendengar bisa tuli
Orang alim bisa nafsu
Orang sakti bisa mati
Di negeri amplop
Amplop-amplop mengamplopi
apa saja dan siapa saja
1414
DZIKIR MALAM
Langit memimpin dzikir malam
Membaca wirid hening dalam hitungan rinai hujan dan manik-manik keringatku
Angin mendesirkan tasbih bersama pucuk-pucuk pohon dimulut pori-poriku
Sesekali kilat memucatkan rumput-rumput mencuatkan lidah-lidah laut dalam gemuruh tahmid
bersama qhouf rojaku
Sementara petir dan guruh bergantian meneriakkan takbir dari puncak diamku
langit memimpin dzikir malam dibumi kelam gelisahku
1415 H
PENGEMIS
Di kotaku banyak pengemis
Yang sehari-hari pekerjaanya mengemis
Aku kagum pada mereka
Yang dianggap begitu rendah
Begitu setia pada pekerjaan mereka
Yang dianggap rendah
1987
Itulah beberapa contoh puisi karya Gus Mus.